Login
Coba Sekarang

HPP Adalah: Contoh dan Cara Menghitungnya

Wanda Indana
Wanda Indana
|
Nov 14, 2023
HPP Adalah: Contoh dan Cara Menghitungnya
Daftar Isi
Tips Bijak Mengelola Uang THR Lebaran
Asal-usul Tradisi Bagi-bagi THR di Hari Lebaran
7 Tips Mengelola Keuangan Bisnis Kantin yang Efektif
Scale-up Bisnismu Sekarang!

Ribetnya operasional, serahkan pada Opaper!

Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah istilah yang umum digunakan di dunia bisnis, akuntansi, dan keuangan. Istilah ini mengacu pada semua biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam proses produksi dan penjualan barang atau jasa. HPP memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan jumlah laba dan kerugian yang akan dialami oleh perusahaan.

HPP merupakan salah satu komponen biaya produksi perusahaan yang digunakan untuk menghitung laba atau rugi dengan cara membandingkan berbagai pengeluaran yang terkait, seperti biaya bahan baku, upah karyawan, biaya pemasaran, dan berbagai biaya lainnya yang terlibat dalam proses produksi dan penjualan. Dengan memahami dan mengelola HPP dengan baik, perusahaan dapat mengoptimalkan laba mereka dan mengambil keputusan yang lebih informasional dalam mengelola bisnis mereka.

Definisi HPP dari Para Ahli

Para ahli menggambarkan HPP dengan berbagai perspektif:

  • Menurut Bustami dan Nurlela, HPP adalah kumpulan biaya produksi yang mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dikurangi persediaan produk pada awal periode dan ditambah persediaan produk pada akhir periode. Mereka berpendapat bahwa HPP terbatas pada periode tertentu dan nilainya akan sama dengan biaya produksi jika tidak ada persediaan awal dan akhir.
  • Mulyadi mendefinisikan HPP sebagai biaya produksi barang atau jasa selama periode tertentu, mulai dari tahap awal produksi hingga barang atau jasa tersebut siap untuk dijual.
  • Raiborn dan Kinney menggambarkan HPP sebagai total biaya produksi untuk barang yang telah selesai diproduksi dan dipindahkan ke persediaan produk selama suatu periode.

Mengapa perhitungan HPP penting? Beberapa alasan meliputi:

  1. Menentukan Harga Jual: HPP menjadi faktor utama dalam menentukan harga jual produk. Dengan mengetahui biaya produksi, perusahaan dapat menetapkan harga yang menghasilkan keuntungan.
  2. Mengetahui Margin Laba Kotor: Perhitungan HPP membantu perusahaan mengetahui laba kotor yang diperoleh dari setiap unit produk yang dijual, yang merupakan modal awal untuk menghitung laba bersih.
  3. Mengukur Efisiensi Produksi: Total HPP juga memengaruhi seberapa banyak produk harus diproduksi untuk mencapai target keuntungan. HPP yang tinggi bisa menunjukkan pengeluaran produksi yang besar.

Komponen HPP

Komponen Harga Pokok Penjualan (HPP) meliputi beberapa elemen penting yang digunakan dalam perhitungan, seperti berikut:

  1. Persediaan Awal Barang Dagang: Persediaan awal barang dagang adalah jumlah barang yang tersedia di awal periode akuntansi perusahaan. Ini mencakup barang-barang yang belum terjual dari periode sebelumnya.
  2. Persediaan Akhir Barang Dagang: Persediaan akhir barang dagang adalah jumlah barang yang masih tersisa pada akhir periode akuntansi perusahaan setelah dilakukan penyesuaian. Ini mencakup barang-barang yang masih tersedia dan belum terjual.
  3. Pembelian Bersih: Pembelian bersih adalah total pembelian barang dagang selama periode tertentu setelah mempertimbangkan biaya pengiriman dan dikurangi potongan serta retur pembelian. Ini mencerminkan jumlah barang yang sebenarnya dibeli oleh perusahaan selama periode tersebut.
  4. Penjualan Bersih: Penjualan bersih adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang setelah dikurangi dengan nilai retur, potongan, dan pengurangan harga. Ini mencerminkan pendapatan yang sebenarnya diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan setelah mempertimbangkan pengembalian dan potongan yang diberikan kepada pelanggan.

Metode Perhitungan HPP

Ada beberapa metode yang dapat digunakan perusahaan untuk menghitung nilai Harga Pokok Penjualan (HPP), tergantung pada pilihan perusahaan. Berikut adalah tiga metode umum yang digunakan untuk mencatat HPP:

1. Metode First in First Out (FIFO)

Metode FIFO mengasumsikan bahwa unit persediaan yang pertama masuk adalah yang pertama keluar. Dengan kata lain, barang yang pertama kali dibeli atau diproduksi dijual terlebih dahulu. Akibatnya, persediaan yang tersisa pada akhir periode dianggap sebagai barang yang paling baru diproduksi.

Ketika biaya bahan baku atau tenaga kerja meningkat selama periode tertentu, metode FIFO akan menghasilkan penilaian per unit persediaan yang lebih tinggi untuk barang-barang yang masih ada. Hal ini dapat mengakibatkan HPP yang lebih rendah.

2. Metode Last in First Out (LIFO)

Metode LIFO mengasumsikan bahwa unit persediaan yang terakhir masuk adalah yang pertama keluar. Dengan kata lain, barang yang terakhir kali dibeli atau diproduksi dijual terlebih dahulu, sedangkan barang yang tersisa pada akhir periode dianggap sebagai barang yang lebih lama diproduksi.

Ketika biaya bahan baku atau tenaga kerja meningkat selama periode tertentu, metode LIFO akan menghasilkan penilaian per unit persediaan yang lebih rendah untuk barang-barang yang masih ada. Ini dapat mengakibatkan HPP yang lebih tinggi.

3. Metode Rata-Rata (Average Cost)

Metode rata-rata menghitung nilai persediaan dengan menggunakan biaya rata-rata dari seluruh barang yang dibeli atau diproduksi selama periode tersebut. Ini menggabungkan biaya dari seluruh periode dan menghaluskan fluktuasi harga.

Total biaya untuk membuat produk dibagi dengan total unit yang dibuat selama periode tersebut. Metode ini sering digunakan untuk menghindari fluktuasi besar dalam penilaian persediaan.

Selain ketiga metode di atas, ada juga metode khusus yang disebut "Metode Identifikasi Khusus" yang digunakan untuk menghitung biaya spesifik dari setiap unit persediaan. Dengan metode ini, perusahaan dapat secara tepat menentukan biaya yang terkait dengan setiap unit yang dijual.

Baca: Kenali Perbedaan antara Metode FIFO dan LIFO?

Pengecualian dari HPP

Dalam perhitungan HPP, ada beberapa komponen yang harus dikecualikan atau tidak dimasukkan. Beberapa pengecualian dalam HPP meliputi hal-hal berikut:

1. Semua Biaya Non Operasional: Ini mencakup semua biaya yang tidak terkait langsung dengan operasi utama perusahaan. Contohnya termasuk belanja modal atau biaya bunga yang berkaitan dengan pinjaman modal. Biaya-biaya ini tidak termasuk dalam HPP karena tidak terkait dengan produksi dan penjualan barang atau jasa.

2. Biaya Administrasi: Ini mencakup biaya-biaya administratif seperti biaya akuntansi, gaji manajemen, biaya iklan, biaya sewa kantor, biaya distribusi, dan sejenisnya. Karena biaya administrasi tidak berkaitan langsung dengan produksi atau penjualan barang, mereka juga tidak dimasukkan dalam perhitungan HPP.

3. Biaya Produksi untuk Produk yang Tetap Tidak Terjual: Jika ada produk-produk yang telah diproduksi tetapi tidak terjual hingga akhir periode, biaya produksi untuk produk-produk tersebut tidak dimasukkan dalam HPP. Biaya-biaya ini tercermin dalam nilai stok yang masih ada di gudang pada akhir periode.

Pengecualian-pengecualian ini penting untuk memastikan bahwa HPP mencerminkan dengan tepat biaya-biaya yang terkait dengan produksi dan penjualan barang atau jasa perusahaan, tanpa termasuk biaya-biaya yang tidak relevan atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan operasional inti perusahaan.

Rumus HPP dan Cara Menghitungnya

Mari kita lihat contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) berdasarkan data berikut dari Perusahaan A pada tahun 2022:

  • Persediaan awal: Rp150 juta
  • Persediaan akhir: Rp80 juta
  • Pembelian kotor: Rp40 juta
  • Biaya transportasi: Rp5 juta
  • Diskon: Rp1 juta
  • Retur: Rp3 juta

Dengan data tersebut, kita dapat menghitung HPP PT A sebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung Pembelian Bersih

Pembelian bersih = (Pembelian kotor + Biaya transportasi) - (Retur + Diskon)

= (Rp40 juta + Rp5 juta) - (Rp3 juta + Rp1 juta)

= Rp45 juta - Rp4 juta = Rp41 juta.

Langkah 2: Menghitung HPP

HPP = Persediaan awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir

= Rp150 juta + Rp41 juta - Rp80 juta

= Rp111 juta.

Jadi, HPP Perusahaan A pada tahun 2021 adalah sebesar Rp111 juta.

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai HPP, termasuk komponen, rumus, contoh perhitungan, dan cara menghitungnya. Memahami konsep HPP ini sangat penting, terutama bagi mereka yang ingin memahami dunia bisnis.

Namun, menghitung HPP secara manual tentu memakan banyak waktu dan tenaga, untuk memudahkan perhitungan HPP,  bisa menggunakan Kalkulator HPP yang disediakan oleh aplikasi kasir Opaper secara gratis. Dengan tools ini, Anda tidak perlu lagi repot-repot melakukan perhitungan HPP secara manual. Gunakan Kalkulator HPP Opaper untuk menghitung HPP Anda dengan cepat dan akurat, sehingga Anda dapat fokus pada pengelolaan bisnis Anda tanpa harus khawatir tentang perhitungan yang rumit. 

Mungkin kamu juga tertarik membaca artikel ini

Yuk, ikut baca-baca berita seputar Opaper dan tips-tips yang membantu memajukan bisnismu.
Lihat semua artikel